Minggu, 15 November 2009
Seri Alat Tangkap : Bubu Belut
Bubu belut memiliki bentuk hampir sama dengan bubu haruan. Namun bahan dasar bubu ini banyak yang terbuat dari bahan plastik ball dan juga bambu tua yang diserut halus tipis, disusun rapat menyerupai tikar (tidak berongga). Panjang bubu belut mencapai 113 cm. terdapat dua lubang yaitu lubang masuk dengan diameter 9 cm dan lubang guna mengambil hasil tangkapan yang berdiameter 6 cm. Pada bagin depan terdapat dua buah injab, yaitu injab penggiring sepanjang 12-23 cm, dan injab pengurung dengan panjang 12-20 cm. Rangka bubu terbuat dari kawat dan dianyam menggunakan nilon no. 12. Lubang hasil tangkapan ditutup menggunakan botol bekas berbahan plastik.
Penggunaan bubu ini cukup diletakan pada tempat yang becek dan lembab, atau dapat digali terlebih dahulu. Tempat ini biasanya pada pinggir rawa, sawah lebak, dan pinggir sungai tanpa diikat. Belut akan masuk kedalam bubu, karena belut memang menyukai lubang dan masuk ke dalamnya. Hasil tangkapan 1 alat tangkap bubu dapat mencapai 2-5 ekor sekali pemasangan.
Seri Alat Tangkap : Bubu Haruan
Bubu haruan termasuk kedalam alat tangkap jenis perangkap. Haruan berasal dari nama ikan gabus (Channa striata) di daerah perairan kalimantan. Bubu ini terbuat dari bilah-bilah bambu yang di serut halus, rotan atau resam, dan plastik ball. Bubu haruan memiliki panjang 144 cm, dengan bentuk bagian depan besar (diameter 16,5 cm) dan bagian belakang lebih kecil (7 cm). bubu ini memiliki dua injab, injab penggiring dan injab pengurung. Bagian pintu belakang ditutup dengan sandal bekas ataupun botol obat dan pupuk.
Cara pengoperasian bubu ini adalah dipasang di pinggir sungai atau rawa dengan posisi ¾ bagian depan terbenam ke dalam air dan searah arus air pada bagian muara. Jenis ikan yang tertangkap adalah sepat siam (Trichogaster pectroralis), sepat mata merah (Trichogaster leen), selincah (Polychantus haselti), dan gabus (Channa striata).
Seri Alat Tangkap : Anco/ Tangkul
Tangkul berbentuk segi empat dengan ukuran 150 cm. terbuat dari senar yang dirajut menyerupai jaring dengan mess size 1 cm. Pada ke-empat sudutnya masing-masing dihubungkan dengan jerigi yang terbuat dari bambu yang di belah tipis dan berukuran 150 cm. Ke-empat jerigi disatukan menggunakan paralon atau bambu yang berfungsi sebagai poros. Poros diikatkan dengan bambu dengan panjang 250 cm sebagai angkatan tangkul (satang).
Tangkul banyak digunakan di tepi sungai dan rawa, terutama pada bagian muara aliran air. Pada bagian ini banyak ikan kecil berkumpul, karena sifat ikan yang suka menentang arah arus air. Ikan yang biasa didapat menggunakan tangkul adalah ikan-ikan kecil seperti ikan seluang (Rasbora Sp), sepengkah (Parambasis wolffii).
Seri Alat Tangkap : Pengilar Riau
Pengilar riau pada dasarnya sama seperti pengilar kawat. Lebih dikenal karena pengilar ini biasa ditemukan juga di daerah Riau. Pengilar riau berbentuk persegi empat dengan panjang 75 cm, lebar 63 cm dan tinggi 1 m, berbahan kerangka kayu gelam dengan bahan nilon dan mess size 2 cm. Pengilar ini memiliki pintu masuk sebagai injab, dan tidak memiliki pintu pengeluaran untuk hasil tangkapan.
Pemasangan alat ini dilakukan di perairan yang cukup dalam seperti rawa dalam, kanal-kanal, dan juga sungai. Pengilar memiliki tali pengikat dan digunakan untuk mencegah tidak terhanyut oleh arus air. Ikan yang ditangap atara lain, ikan gabus (Channa striata), sepat siam (Trichogaster pectroralis), nila (Oreochromis niloticus), baung (Mytus nemurus), betutu (Oxyeleotris marmorota), bengalan (Puntioplites bulu).
Seri Alat Tangkap : Tajur
Tajur termasuk kedalam line fishing. Tajur terbuat dari bambu kecil atau masyarakat lebih mengenal dengan istilah prumpung. Alat ini menyerupai pancing dengan ukuran pendek, panjang tajur sekitar 1 meter dan diameter 0,5-1 cm. Tali yang digunakan adalah nilon, dan mata pancing ukuran 10-12. Nilon diikatkan pada ujung untuk alat tajur di rawa. Sedangkan pada tajur sungai diikatkan pada bagian tengah batang bambu.
Cara pengoperasian tajur, adalah dipasang di tepi rawa, sawah lebak dan tepi sungai. Umpan yang digunakan adalah hewan yang diusahakan masih hidup seperti katak sawah, dan ikan sepat mata merah. Pada pemasangan di daerah rawa tajur hanya cukup diletakan pada semak rumput yang diperkirakan terdapat air dan sarang ikan. Sedangkan pada daerah pinggir sungai, tajur ditancapkan pada bagian ujungnya pada daerah pinggir sungai. Jenis ikan yang tertangkap antara lain adalah ikan gabus (Channa striata), dan lele lokal (Clarias sp).
Seri Alat Tangkap : Serkap
Serkap alat tangkap yang biasa di gunakan pada perairan dangkal, pinggiran sungai, sawah lebak dan rawa-rawa dangkal. Serkap berbentuk hampir menyerupai kerucut dengan ujung terbelah dan terbuka, dan rongga bawah berbentuk lingkaran dan runcing. Alat ini terbuat dari bahan bambu tua yang di potong dibelah kecil-kecil dan dihaluskan. Kemudian diikatkan pada dua bingkai besi sebagai kerangka pada bagian atas dan bawah menggunakan rotan dan kawat. Tinggi alat mencapai 65 cm, diameter lubang bawah 35 cm dan lubang tas 15 cm.
Pengoperasian serkap yaitu diselungkupkan pada tempat yang diperkirakan terdapat ikan bersembunyi. Ini dapat diketahui dengan cara mengamati gerakan ikan pada air dangkal yang bergerak. Setelah ikan diserkap maka ikan akan terkurung di bagian dasar, dan hasil tangkapan dapat diambil dengan cara memasukan tangan dari lubang bagian atas dan di ambil satu persatu. Jenis ikan yang tertangkap menggunakan alat tangkap serkap adalah gabus (Channa Striata), Betok (Anabas testudienus), dan Sepat